Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Jangan Meniru Kompetisi Monyet VS Semut



Monyet vs Semut

Di sebuah hutan, pasukan semut sedang menyusun rencana menaklukkan kawanan monyet di sekitar sungai.

Monyet-monyet ini telah menghancurkan sarang semut terbuat dari dedaunan di atas batang pohon.

Banyak keluarga semut yang hanyut dilempar ke sungai bersama sarangnya oleh monyet, setelah seekor monyet menjerit di gigit semut.

Maka semut-semut yang berhasil selamat berencana melakukan pembalasan atas kematian para semut lainnya sekaligus mengusir kawanan monyet dari pohon di sekitar sungai. Rumah mereka.

Pasukan semut telah melatih kekuatan fisik, mengasah senjata, dan menyiapkan racun untuk diolesi pada ujung senjata mereka.

Mereka pun menyusun jalur penyerangan, dari darat menyusuri pinggir sungai dan merencanakan penyerangan di malam hari yang gelap.

Sementara itu, kawanan monyet sedang berpesta di antara pepohonan di pinggir sungai. Tak ada lagi semut-semut yang mengganggu, mereka bebas melompat dan bergelayutan dari satu dahan ke dahan lainnya.

Tak ada kecemasan, tak ada kesedihan, semua bergembira bermain dan memakan buah-buahan yang tumbuh di sekitar sungai itu.

Sahabat semua, apakah kebahagiaan kawanan monyet ini akan berlangsung lama? Tentu saja tidak, sebab saat malam gelap tiba, akan terjadi penyerangan oleh pasukan semut yang terencana.

Pada kenyataannya cerita diatas adalah ilustrasi kebanyakan orang tua dalam mengasuh anak. Menganggap "dunia baik-baik saja" atau "anakku baik-baik saja".

Padahal ada kelompok yang telah menargetkan anak-anak sebagai sasaran eksploitasi seksual. Bahkan Polda DIY telah menemukan 3800 foto dan video konten seksual anak dan menangkap pelakunya.

Belum lagi konten pornografi yang menyebar di dunia maya telah diakses anak-anak dengan sangat mudah. Menurut Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, 66,6 % anak lelaki dan 62,3 % anak perempuan di Indonesia menyaksikan kegiatan seksual di media daring.

Hal yang perlu diwaspadai adalah, anak yang sudah terpapar konten pornografi berpotensi menjadi "agen" penyebar konten itu ke teman-teman di lingkungannya.

Tapi yang perlu diwaspadai lagi adalah orang, baik anak-anak maupun dewasa, saat sudah terpapar berpotensi menjadi pelaku pelecehan seksual kepada orang sekitarnya.

Kasus pelecehan seksual di tempat umum adalah contohnya, tapi sayangnya tak banyak informasi kasus pelecehan seksual oleh teman (pacar) serta anggota keluarganya padahal ada.

Sehingga banyak orang tua merasa "tenang" dan memilih fokus mencari nafkah. Toh anakku baik-baik saja, meski pergerakan pornografi semakin menjalar menyebar menargetkan anak-anak.

Mestinya, kondisi anak "baik-baik saja" adalah modal untuk membangun komunikasi intensif dengan anak, menciptakan pola komunikasi yang terbuka sehingga anak tidak sungkan menyampaikan kekhawatirannya atau mengadukan orang terdekatnya yang dianggap merugikan dia.

Sebab baik pornografi maupun pelecehan seksual seringkali dilakukan diam-diam dan banyak anak yang tidak berani mengungkapkan dengan alasan malu bahkan takut disalahkan.

Dari pengalaman kami melakukan terapi, penonton konten pornografi dan korban pelecehan seksual saat masih kecil, ketika dewasanya -maaf- mudah terangsang sehingga mencari pelampiasan dengan bebas. Ini memicu kebebasan seksual di masyarakat dan merusak keluarga.

Tentu tak ingin terjadi pada anak keturunan kita bukan?

Sama tak ingin terjadinya kawanan monyet menjadi sasaran penyerangan kawanan semut, melengkingkan teriakan kesakitan di malam hari tanpa bisa membalas dan menghindar.

Wallahu'alam
Ahmad Sofyan Hadi
Penulis buku Reset Hati Instal Pikiran & 20 Hari Membuka Rezeki

============================

Zoom Meeting Parenting Kelas Afirmasi Online:
"Cara Melakukan Terapi kepada Anak Korban Pelecehan dan Bagaimana Mencegahnya Terjadi Lagi"

Sabtu, 22 Oktober 2022
Pukul 14.00-16.30 WIB

Investasi Rp 299.003
Terbatas 200 orang!

GRATIS UNTUK MEMBER 30 HARI TERAPI (Youtube Streaming)

Daftar

https://tinyurl.com/dpujtbva
https://tinyurl.com/dpujtbva
https://tinyurl.com/dpujtbva


Materi:
✅️ Kenali potensi pelecehan pada anak.

Posting Komentar untuk "Jangan Meniru Kompetisi Monyet VS Semut"